Menyingkap Gerakan Kuasa Kata-kata: Doktrin Persembahan Sebagai Benih (6)

Ini adalah doktrin favorit para pengajar Word-Faith. Mereka hidup bergelimang uang dan makmur karena doktrin ini. Orang-orang Kristen diiming-iming mendapatkan balasan 30 kali lipat, 60 kali lipat bahkan 100 kali lipat asalkan mereka memberikan persembahan sebanyak-banyaknya.

Creflo Dollar bahkan mengatakan bahwa kalau Anda mau diberkati, Anda harus membayar terlebih dahulu (memberikan persembahan dan rutin memberikan persepuluhan). Joyce Meyer juga menegaskan hal yang sama: Alkitab menjanjikan berkat berkali-kali lipat bagi mereka yang memberikan persembahan dan rutin membayar persepuluhan.

Yang menarik adalah, persembahan itu dan persepuluhan itu semua masuk ke kantong mereka untuk menunjang gaya hidup “anak raja” mereka. Telah ada investigasi terhadap semua pengajar Word-Faith dan didapati fakta bahwa mereka hidup bak konglomerat.

Untuk menyemangati dan menipu orang-orang Kristen lugu yang tidak berotak itu, para pengajar Word-Faith menggunakan metafora “benih”. Memberikan persembahan ibarat Anda menabur benih. Sedikit yang ditabur, sedikit yang Anda tuai. Banyak yang Anda tabur, banyak pula yang Anda tuai.

Metafora “benih” untuk persembahan dan persepuluhan, dalam pengamatan pribadi saya, juga digunakan banyak gereja di Indonesia. Saya mendengar dan menyaksikan langsung mereka menggunakan metafora ini mendorong jemaat untuk memberikan persembahan.

Siapa yang tidak mau menuai banyak jika untuk menjadi makmur Anda hanya perlu “menabur” dengan memberikan persembahan sebanyak mungkin? Para pengajar sesat ini, tahu bahwa rasa tamak (greediness) itu universal, dan dengan piawai mereka menstimulasinya. Sekali rasa tamak itu sudah terangsang, Anda akan mencabut dompet Anda tanpa otak lagi.

Well, Alkitab memang menggunakan istilah “benih yang ditabur” secara metaforik. Namun tidak satu kalipun, saya ulang, tidak satu kalipun Alkitab menggunakan metafora “benih” untuk persembahan dan persepuluhan.

Kata “benih” digunakan sebanyak 53 kali dalam Alkitab, dimana 39 kali digunakan dalam PL (Ibr. zera), dan 24 kali dalam PB (Yun. speiro). Di dalam PL semua istilah tersebut digunakan dalam arti literal, yaitu benih yang ditaburkan di ladang yang nantinya menghasilkan panen.

Memang kelihatannya satu kali dalam PL, istilah benih digunakan dalam hubungan dengan persepuluhan, yaitu dalam Imamat 27:30: “Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.” Tetapi ayat ini tidak menggunakan kata benih sebagai metafora bagi persepuluhan. Konteksnya jelas berbicara mengenai pemberian persepuluhan dari hasil ladang dan kata benih di situ merujuk kepada hasil ladang, bukan sebagai metafora dari persepuluhan.

Di dalam PB, istilah benih memang digunakan secara metaforik untuk Injil Kerajaan Allah. Contoh paling jelas untuk hal ini terdapat dalam Matius 13:1-30 (bnd. 1Kor. 9:11; 2Kor. 9:10; 1Pet. 1:23; 1Yoh. 3:9).

Lagi pula, memberikan persembahan untuk mendapatkan berkat lebih banyak? Kedengarannya Anda sedang menjadikan persembahan seperti modal investasi. Investasi sedikit, keuntungan sedikit, investasi banyak, keuntungan besar. Anda berdagang dengan Tuhan menggunakan persembahan Anda!

Para pengajar sesatu itu menggunakan “ibadah sebagai sumber keuntungan” (bnd. Tit. 6:5), dan Anda pun sama seperti mereka, menggunakan persembahan Anda sebagai alat untuk memeras Tuhan.

Persembahan dan persepuluhan diberikan karena kita telah diberkati oleh Tuhan. Semua milik Tuhan. Kita memberikan apa yang sebenarnya merupakan milik Tuhan. Hidup ini seanteronya bahkan milik Tuhan. Dan Anda masih berpikir memanipulasi dia dengan persembahan dan persepuluhan Anda yang tidak seberapa itu?

Saya tidak ragu untuk menyatakan bahwa para pengajar sesat itu termasuk gereja-gereja yang menggunakan metafora “benih” untuk persembahan dan persepuluhan, adalah para penipu!

Betapa memalukannya!